Menggunakan Teknik Slow Shutter Speed dalam Fotografi Produk

teknik slow shutter speed

Ada banyak sekali jenis bidang pekerjaan terkait dengan fotografi, seperti dokumentasi acara, untuk pernikahan dan sebagainya. Selain beberapa sesi tersebut, fotografi produk seperti produk makanan, model, fashion dan sebagainya. Berbagai teknik fotografi pun diandalkan untuk pemotretan produk tersebut, salah satunya teknik slow shutter speed.

Apa yang Dimaksud dengan Fotografi Produk?

Sekarang, semuanya serba online dan kualitas foto menjadi pendorong peluang penjualan suatu produk. Banyak yang membutuhkan jasa fotografer untuk konten marketing agar hasilnya lebih profesional. Fotografi produk dari namanya tentu sudah bisa kamu tebak apa maksudnya.

Fotografi produk adalah aktivitas pemotretan khusus untuk suatu produk, bisa berupa makanan, busana, make up dan sebagainya. Tujuan dari fotografi produk adalah supaya produk terlihat menarik dan menunjang peluang terbelinya produk tersebut. Pada fotografi makanan misalnya, kalau fotonya terlihat menggiurkan, maka termasuk bagus hasilnya. Baca: Menggunakan Teknik Light Painting dalam Fotografi Produk

Lalu untuk produk fashion, dari semakin fotogenik fotonya, maka semakin bagus hasilnya. Terdapat banyak alasan mengapa fotografi produk harus dilakukan dengan benar. Pertama, sebagai kegiatan promosi produk tersebut, kedua adalah untuk pembelajaran fotografi.

Untuk yang sebelumnya belum mencoba atau sering menganggap kegiatan fotografi ini sepele, dalam praktiknya tidak segampang itu. Misalnya seperti menggunakan teknik slow shutter speed. Lalu hasilnya juga tidak sepele karena bisa menunjang kekuatan suatu bisnis.

Lalu mengapa product photography ini menarik untuk dipelajari? Alasannya yaitu karena kemampuan satu ini dapat menjadi pekerjaan dengan bayaran profesional.

Shutter Speed, ISO & Aperture, Pengaturan Kamera Agar Hasil Fotografi Produk Lebih Berkualitas dan Menarik

Pada dasarnya, pengaturan umum kamera pada setiap sesi fotografi kurang lebih sama. Terdapat setidaknya empat aspek yang wajib diperhatikan sebelum kamu hendak memotret produk, yaitu shutter speed, white balance, aperture dan ISO.

Kalau kamu merupakan pemula dalam fotografi, teknik slow shutter speed mungkin terasa seperti beban yang menakutkan. Mau tidak mau, aspek-aspek tersebut harus dipelajari, bahkan masih ada pertimbangan lainnya.

Mulai dari pencahayaan, ukuran gambar dan angle kamera juga penting. Baca: Kiat Menentukan Kamera yang Tepat untuk Fotografi Produk

– Shutter Speed

Kecepatan kamera dalam menangkap objek dinamakan shutter speed. Dari makin besar angka shutter speed, maka pergerakan kamera akan makin cepat. Angka pada shutter speed bakal berpengaruh terhadap pencahayaan gambar.

Dalam pengaturan kamera, semuanya memang saling berkaitan. Harus lemaskan jari juga agar tidak kaku dengan posisi tiap tombolnya termasuk tombol shutter ini. Dalam sesi product photography, shutter yang umum dipakai adalah 1/60.

Angka shutter speed ini digunakan karena produk jualan biasanya benda mati. Tidak perlu shutter speed berlebihan dalam memotret produk tersebut. Jika kamu memakai lighting ekstra, bisa buat pengaturan ini, 1/60, ISO 100 dan f 4.0.

Pengaturan ini merupakan standar, dan harusnya gambarnya tidak terlalu terang. Tapi, kamu mungkin masih bingung dengan dua pengaturan selain shutter speed tersebut. Tenang saja, pada poin berikutnya akan dibahas seputar ISO dan aperture. Baca: Pengertian Perkembangan Fotografi

Untuk kamu yang terbiasa tremor, maka bisa coba andalkan tripod. Tidak perlu ragu apa lagi malu, tripod memang pada dasarnya adalah perlengkapan fotografi utama. Tripod bakal membantu kamu mendapatkan gambar lebih statis.

Sudah pasti dengan tripod, maka hasilnya tidak goyang ketika tombol shutter ditekan. Terdapat banyak sekali jenis tripod di pasaran. Jika kamera kamu jenisnya mirrorless, bisa gunakan tripod berukuran standar.

Tapi dengan catatan bagian kepalanya dapat bergerak fleksibel. Jangan lupa kunci tripod kalau kamera sudah berada pada posisi tepat. Intinya, kamera kamu jangan sampai goyang-goyang ketika melakukan teknik slow shutter speed.

– ISO

Selanjutnya ada ISO, ISO merupakan pencahayaan dalam. Pengaturan ISO disesuaikan berdasarkan pencahayaan di ruangan sekitar. Kamera mirrorless biasanya memiliki ISO 100 sampai 25600. Dari makin tingginya ISO, maka makin terang gambar foto yang dihasilkan.

Tetapi tingkat ISO tinggi tidak disarankan, atur ISO pada kamera kamu serendah mungkin, agar gambarnya lebih detail. Mengingat fotografi produk mengutamakan detail pada suatu objek. Ketika melakukan fotografi tersebut, perlu memakai lighting tambahan, sehingga tidak perlu atur ISO terlalu tinggi.

Dengan begitu, hasilnya akan terlihat lebih profesional, produk kamu pun akan tampak lebih menarik sekaligus berkualitas. Baca: Inilah Jasa Fotografi Produk Yang Pas Untuk Usaha Anda

– Aperture

Bukaan lensa adalah aperture yang merupakan jalur cahaya keluar dan masuk. Banyak orang menyebut aperture ini jendela kamera juga. Semakin kecil aperture pada pengaturan kamera kamu, maka akan cahaya ke kamera akan semakin terang.

Konsepnya terbalik, kalau angkanya makin kecil maka makin terang gambarnya. Aperture dapat membuat objek semakin fokus. Pada dunia fotografi, terdapat istilah aperture terbuka. Pengaturan aperture ini untuk seleksi fokus pada titik tertentu. Agar lebih jelasnya, kamu perlu praktikkan teknik ini sendiri.

Selain tiga poin pengaturan di atas, ada juga yang namanya white balance. White balance pada dasarnya memang bukan benar-benar bagian pengaturan pencahayaan umum pada kamera tetapi akan berpengaruh ke hasil gambar.

Pada kamera DSLR, beberapa ada yang memiliki pengaturan white balance secara otomatis. Tugas pengaturan tersebut adalah mengatur agar warna tetap seimbang. White balance memiliki beberapa opsi, terdapat opsi yang mampu memberikan nuansa gambar lebih hangat.

Terdapat pula yang membuat nuansa gambar menjadi dingin. Warna pada gambar hangat biasanya antara oranye atau merah. Sedangkan untuk yang dingin, biasanya berwarna biru. Pilihlah tergantung kebutuhan kamu untuk hasil terbaik. Jika mau lebih aman, gunakan format AWB, lalu pewarnaan bisa melalui Lightroom atau Photoshop.

Jika memakai aplikasi editing foto, eksplorasi warna bisa dilakukan secara leluasa. Tidak hanya biru, merah dan oranye saja, bisa buat warnanya kelihatan lebih bercahaya seolah-olah ada cahaya dari surga atau bahkan bernuansa ungu misal.

Memakai Teknik Slow Shutter Speed Untuk Fotografi Produk

Ada teknik fotografi yang dinamakan teknik slow shutter speed. Shutter dengan slow speed ini bisa menghadirkan efek khusus terhadap objek foto yang bergerak. Teknik shutter satu ini butuh kreativitas untuk menentukan settingan terbaik pada shutter speednya.

Dengan teknik ini, aliran air akan terlihat seperti kapas. Contoh lainnya adalah lampu-lampu mobil menjadi garis yang terdapat pola-pola tertentu saat malam hari. Masih banyak lagi tentunya beberapa contoh lain dari penggunaan teknik fotografi slow shutter tersebut.

Memakai tripod untuk teknik fotografi ini sangat dianjurkan. Alasannya karena agar bisa menghindari foto blur atau shake. Foto pun akan tetap terlihat tajam meski memakai teknik yang unik satu ini.

Berbeda dengan fast shutter speed yang digunakan pada freeze object. Tujuan dari teknik ini adalah memotret objek bergerak, tapi hasil fotonya seolah-olah tampak berhenti pada pergerakannya.

Sama dengan slow speed, semuanya tergantung dari kreativitas, ingin foto seperti apa yang ingin dihasilkan. Kalau ingin fotonya yang benar-benar terlihat freeze, pilih shutter cepat. Lalu coba turunkan kecepatannya sedikit jika ingin terlihat terdapat pergerakan untuk hasil foto tersebut.

Selain teknik slow shutter speed, masih banyak tentunya teknik fotografi menarik lainnya yang bisa kamu coba.

Baca juga:

Kiat Mengatur Pencahayaan untuk Foto Produk yang Berkualitas

5 Tips Mengoptimalkan Foto Produk dengan Teknik Lighting

Seberapa bergunakah informasi ini?

Klik bintang untuk memberi rating!

Rating rata-rata 5 / 5. Jumlah vote: 15

Belum ada vote! Jadilah yang pertama memberi rating untuk informasi ini!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
Scroll to Top